Dibangun pada tahun 1959 dan selesai pada tahun 1960. Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obelik yang terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan ini tingginya 132 meter (433 kaki) yang dibangun di areal seluas 80 hektar.
Tugu ini diarsiteki oleh R.M. Soedarsono dan Friedrich Silaban (arsitek Mesjid Istiqlal), dengan konsultan Ir. Rooseno. Resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.
Monas mengalami lima kali pergantian nama, yang pertama yaitu Lapangan Gambir karena dulu merupakan daerah Pasar Gambir. Lalu ganti nama lagi menjadi Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas.
Lidah api atau obor diatas tugu monas ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin mencapai kemerdekaan.Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 38 kg.Dan 28 kg di antaranya adalah sumbangan dari Teuku Markam , salah seorang saudagar Aceh yang pernah menjadi orang terkaya Indonesia.Teuku Markam pun ikut membebaskan lahan Senayan untuk dijadikan pusat olah raga terbesar Indonesia bahkan se- Asia Tenggara. Teuku Markam turunan Uleebalang.
Lahir tahun 1925 menjadi pemuda dan memasuki pendidikan wajib militer di Koeta Radja (Banda Aceh sekarang) dan tamat dengan pangkat letnan satu. Teuku Markam bergabung dengan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dan ikut pertempuran di Tembung, Sumatera Utara bersama-sama dengan Jendral Bejo, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin dan lain-lain. Selama bertugas di Sumatera Utara, Teuku Markam aktif di berbagai lapangan pertempuran.Bahkan ia ikut mendamaikan bentrokan antara pasukan Simbolon dengan pasukan Manaf Lubis. Dan masih banyak bantuan-bantuan Teuku Markam lainnya yang pantas di catat dalam sejarah Indonesia. Begitu hebatnya Bung Karno sebagai penggagas dan juga sang arsitek yang membuatnya.
Tugu ini diarsiteki oleh R.M. Soedarsono dan Friedrich Silaban (arsitek Mesjid Istiqlal), dengan konsultan Ir. Rooseno. Resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.
Monas mengalami lima kali pergantian nama, yang pertama yaitu Lapangan Gambir karena dulu merupakan daerah Pasar Gambir. Lalu ganti nama lagi menjadi Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas.
Lidah api atau obor diatas tugu monas ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin mencapai kemerdekaan.Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 38 kg.Dan 28 kg di antaranya adalah sumbangan dari Teuku Markam , salah seorang saudagar Aceh yang pernah menjadi orang terkaya Indonesia.Teuku Markam pun ikut membebaskan lahan Senayan untuk dijadikan pusat olah raga terbesar Indonesia bahkan se- Asia Tenggara. Teuku Markam turunan Uleebalang.
Lahir tahun 1925 menjadi pemuda dan memasuki pendidikan wajib militer di Koeta Radja (Banda Aceh sekarang) dan tamat dengan pangkat letnan satu. Teuku Markam bergabung dengan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dan ikut pertempuran di Tembung, Sumatera Utara bersama-sama dengan Jendral Bejo, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin dan lain-lain. Selama bertugas di Sumatera Utara, Teuku Markam aktif di berbagai lapangan pertempuran.Bahkan ia ikut mendamaikan bentrokan antara pasukan Simbolon dengan pasukan Manaf Lubis. Dan masih banyak bantuan-bantuan Teuku Markam lainnya yang pantas di catat dalam sejarah Indonesia. Begitu hebatnya Bung Karno sebagai penggagas dan juga sang arsitek yang membuatnya.