Subscribe:

Pages

PERMEN ASAL MULANYA UNTUK OBAT


Permen kini sudah berperan jauh lebih penting dibanding bentuknya yang kecil dan simpel itu. Tak hanya menjadi pemasok zat gula bagi tubuh, permen juga sudah menjadi penghargaan bagi anak-anak yang telah berperilaku baik. Terkadang permen juga menjadi hadiah pada hari-hari istimewa. Lewat permen, perasaan seseorang juga bisa diwakilkan.

Lebih dari itu, permen juga telah menjadi bisnis besar yang menggerakkan roda ekonomi. Di Inggris, penjualan permen tiap tahun sudah mencapai rata-rata 3 miliar poundsterling (sekitar Rp 45 triliun). Perdagangan yang fantastik bukan? Momen libur akhir pekan, pergantian tahun, hari besar keagamaan, menjadi puncak penjualan permen setiap tahun.

Dibanding saat pertama kali dikenal dulu, fungsi permen saat ini sudah jauh berubah. Permen mulai dikenal manusia pada sekitar 2.000 tahun sebelum masehi. Saat itu, bangsa Mesir kuno banyak membuat makanan manis dari bahan kacang, dicampur buah, dan madu. Bahan lain yang mereka kerap gunakan juga untuk membuat makanan manis adalah esktrak akar kacang polong.

Saat ini, permen banyak berfungsi sebagai makanan kecil pemanis mulut. Bahan-bahan kimia sintetis yang banyak digunakan, kerap menjadikan permen sebagai salah satu makanan perusak gigi. Padahal, di masa lampau, permen merupakan obat. Bahan-bahan alami yang terkandung dalam permen bisa menjadi sumber energi juga antibiotik bagi tubuh.

Berdasar catatan sweetandnostalgic.com, setelah dikenal di Mesir kuno, permen juga dikonsumsi masyarakat Turki. Di sini, bahan baku permen adalah anggur yang direbus kemudian airnya diendapkan hingga endapannya mengeras. Endapan ini lalu dipotong-potong.

Tradisi mengonsumsi permen ini terus berlangsung hingga ribuan tahun. Perkembangan permen ini makin pesat dengan mulai dikenalnya minuman coklat (kakao) pada tahun 1502 di Spanyol dan Meksiko. Kemudian pada tahun 1657 kedai yang menyediakan minuman dan makanan berbahan coklat pertama kali di dunia dibuka di Inggris.

John Cadbury melihat pertumbuhan permen dan coklat ini sebagai peluang bisnis baru. Tahun 1824 dia membuka kedai di Birmingham, Inggris, yang menjual  minuman kopi, teh, dan coklat. Beberapa tahun kemudian Cadbury dan Fry’s menjual makanan berbahan coklat yang manis, atau di zaman sekarang disebut permen coklat.

Permen coklat kemudian secara serius dikelola secara komersial mulai tahun 1929. Saat itu, permen Crunchie diluncurkan. Tiga tahun kemudian Mars Bar dijual, yakni mulai tahun 1932 dan Black Magic menyusul satu tahun kemudian. Tahun 1937, dua merek meluncur ke pasar yakni Kit Kat dan Quality Street.

Di awal tahun 2000-an nama-nama produk tersebut sudah berkembang ke seluruh dunia. Mars Bar misalnya, di tahun-tahun ini sudah bisa menjual  600 juta permen setiap tahun. Sedangkan Kit Kat memproduksi 80 ribu permen setiap jam untuk dijual ke pasar.

Kesadaran untuk mengembalikan fungsi permen sebagai obat pun mulai tumbuh kembali. Saat ini mulai mudah ditemukan di pasaran, permen-permen untuk mengobati batuk dan melegakan tenggorokan. Ada juga permen jahe yang berfungsi menghangatkan badan. 
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

SEJARAH KELAHIRAN DUA JARI SIMBOL VICTORY




Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

PERANGKAP TIKUS TERDAFTAR DENGAN 4.400 PATEN












Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

SIMBOL TANDA TANYA BERMULA DARI SURIAH


Tanda tanya adalah simbol atau tanda baca yang termasuk populer. Ribuan atau bahkan jutaan kali simbol ini digunakan setiap hari oleh penduduk dunia. Banyak sekali tujuan di balik penggunaan tanda tanya, mulai dari tujuan sangat serius hingga main-main. Simbol ini juga menjadi salah satu tanda yang digunakan untuk mengekspresikan kebingungan.

Di pertengahan tahun 2011, muncul film yang berjudul ‘Tanda Tanya’. Paling tidak ini menunjukkan bahwa tanda tanya memiliki makna yang sangat simbolik dan penting. Dalam naskah-naskah akademik, simbol ini juga digunakan untuk melengkapi pertanyaan-pertanyaan penelitian. Bisa dibayangkan, jika simbol ini tidak ada, pertanyaan akan sulit diungkapkan.

Meski bentuknya sangat sederhana, ternyata tanda tanya sudah menjadi bahan penelitian yang penting. Ahli manuskrip dari Universitas Cambridge, Dr Chip Coakley, perlu upaya sendiri untuk memecahkan berbagai pertanyaan di balik hadirnya simbol tanda tanya. Lewat langkah-langkah arkeologis, dia menemukan manuskrip yang menjelaskan asal mula tanda tanya.

Menurut manuskrip yang ditemukannya, seperti termuat di situs physorg.com, simbol tanda tanya itu pertama dikenal bangsa Suriah. Tanda tanya ditemukan dalam manuskrip Injil bangsa Suriah yang ditulis sekitar abad kelima. Tapi, apakah tanda tanya yang ditemukan dalam manuskrip tersebut sudah berbentuk garis melengkung seperti yang kita kenal sekarang ini?

Ternyata tidak. Tanda tanya yang ditemukan dalam manuskrip itu berupa dua titik yang diletakkan atas-bawah. Menurut Coakley, dalam tata bahasa Suriah kuno, tanda baca itu disebut zawya elaya. Meski sudah mengenal tanda tanya, saat itu mereka belum mengenal kata tanya. Akibatnya, dalam bahasa lisan, intonasi menjadi sangat penting untuk membedakan kalimat tanya dari kalimat lainnya.

Selain itu, posisi penempatan tanda tanya di zaman itu juga berbeda dari zaman sekarang. Menurut Coakley, dalam manuskrip yang ditemukannya terlihat bahwa tanda tanya berupa titik dua itu ditempatkan di awal kalimat. Sementara tanda tanya yang kita kenal saat ini diletakkan di akhir kalimat tanya.

Seiring perkembangan waktu, tanda tanya berupa titik dua kalah populer dengan tanda tanya latin berupa garis lengkung vertikal dan di bawahnya diberi titik. Tanda tanya Latin dan Yunani ini baru berkembang pada masa kemudian. Menurut analisis Coakley, simbol tanda tanya yang kita kenal saat ini baru mulai dikembangkan sekitar abad kedelapan.

Perjalanan simbol tanda tanya latin dan tanda tanya Suriah, diperkirakan berkembang secara terpisah. Sedangkan tanda tanya yang berkembang di Arab dan Hebrew mirip dengan simbol tanda tanya Suriah. Simbol tanda tanya di Armenia juga masih sama dengan Suriah. Namun, di Armenia, tanda tanya baru dikenal jauh setelah bangsa Suriah mengenalnya.

Dari berbagai analisis tersebut, Coakley kemudian menyimpulkan bahwa sebenarnya simbol tanda tanya, untuk pertama kalinya ditemukan oleh bangsa Suriah. Setelah itu, barulah bangsa-bangsa lain mengenal dan mengembangkannya.
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

PASPOR PERTAMA DIBERLAKUKAN DI SUNGAI EUFRAT

Passport, yang kemudian diindonesiakan menjadi paspor punya fungsi yang sangat penting bagi para mereka merantau melintas batas negara. Benda yang satu ini menjadi dokumen resmi yang menjadi kunci bagi setiap orang saat memasuki negara lain. Bentuknya berupa buku kecil berisi identitas dan keterangan mulai masuk dan saat meninggalkan sebuah negara.



Sejarah dokumen ini sudah sangat panjang. Situs Guardian mencatat bahwa, sistem paspor mulai dikenalkan oleh raja Persia kuno Artaxerxes. Raja ini berkuasa pada sekitar 450 tahun sebelum masehi. Pada tahun ke-20 kekuasaannya, dia mengirimkan surat kepada pihak yang berada di sekitar Sungai Eufrat untuk membuat batas-batas tanah di wilayahnya.


Setelah batas-batas wilayah terbentuk, Sang Raja lantas minta gubernur di wilayah sekitar Sungai Eufrat untuk membuat surat yang menjamin keselamatan. Dengan surat itu, Artaxerxes berharap dirinya dijamin keselamatannya saat melintas wilayah Sungai Eufrat untuk menuju wilayah bernama Judah.


Surat inilah yang dinobatkan oleh para ahli sejarah sebagai paspor pertama di dunia. Sistem ini kemudian diadopsi oleh wilayah-wilayah yang lain. Akhirnya, pada abad pertangahan Eropa, sistem ini dijadikan aturan resmi kerajaan di Inggris pada masa kekuasaan Raja Henry V. Dalam putusan parlemen yang tertulis tahun 1414, Sang Raja jadi pihak yang berwenang untuk mengeluarkan surat bagi warganya maupun orang asing untuk menjadi jaminan keamanan dalam perantauan.


Kemudian pada tahun 1540, surat garansi bepergian ini jadi urusan lembaga bernama Privy Council. Mulai saat inilah istilah paspor dikenal. Istilah ini secara tekstual merujuk pada perjalanan yang melalui pelabuhan laut. Namun demikian, dokumen ini diberlakukan tidak hanya untuk perjalanan melalui laut, tapi juga perjalanan darat. Saat hendak memasuki gerbang kota, paspor menjadi dokumen yang wajib ditunjukkan kepada para penjaga kota.


Secara resmi, dokumen perjalanan itu kemudian ditetapkan bernama paspor. Untuk pertama kalinya, dokumen yang sudah resmi bernama paspor ini diluncurkan pada 18 Juni 1641 oleh Raja Charles I. Kemudian pada tahun 1794, paspor menjadi dokumen yang hanya bisa dikeluarkan oleh sekretariat kerajaan.
Mulai tahun 1914, bentuk dan kelengkapan paspor pun disempurnakan. Paspor yang dikeluarkan tahun tersebut sudah dilengkapi data diri, dan tanda tangan pemiliknya. Tidak ketinggalan, paspor di tahun 1914 juga sudah dilengkapi foto pemegangnya. Saat itu, paspor hanya berlaku selama dua tahun. Inggris kembali menjadi pelopor penggunaan paspor modern ini.


Atas kesepakatan Liga Bangsa-Bangsa (yang kemudian berubah menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa atau disingkat PBB), paspor di dunia ini distandarkan pada tahun 1920. Saat itu, semua paspor yang dikeluarga anggota organisasi tersebut harus berwarna biru tua. Setelah itu, paspor mengalami berkembangan dan dilengkapi perangkat pengaman seperti tanda tangan, hologram, barcode, dan sebagainya.


Di tahun 2012 ini, paspor yang paling banyak memiliki keterbatasan adalah paspor Israel. Paspor ini tidak bisa diterima oleh 23 negara Muslim ditambah Kuba dan Korea Utara. Sedangkan wilayah terkecil yang bisa mengeluarkan paspor sendiri adalah Vatican. Meski tidak punya lembaga yang khusus mengurus persoalan imigrasi, wilayah ini bisa mengeluarkan paspor yang berlaku internasional.


Ke depan, paspor bisa jadi akan dikembangkan lebih canggih lagi. Tidak hanya berbentuk buku tercetak, paspor masa depan juga bisa dilengkapi perangkat berupa microchip atau data biometric seperti fingerprint, foto digital, juga sidik iris mata. Beberapa negara sudah mulai menguji coba teknologi ini.


Posted in: Lainnya
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

CRAYON AWALNYA TERBUAT DARI ARANG


Sudah lebih dari 100 miliar crayon dibuat manusia. Perangkat gambar yang satu ini memang tergolong digemari anak-anak untuk berlatih mengenal warna. Makin hari, warna-warna yang disediakan produsen crayon pun makin banyak. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemar gambar.


Crayon yang kini terlihat berwarna-warni sejatinya telah melalui berbagai proses perubahan. Alat lukis ini mulai dikenal di awal tahun 1900-an. Dua tokoh yang banyak disebut jadi pencetus terciptanya crayon adalah Edwin Binney dan Harold Smith. Di akhir tahun 1800-an keduanya membangun perusahaan bernama Binney & Smith, Inc. Perusahaan tersebut bergerak dalam proses pewarnaan untuk kepentingan industri.


Menurut situs mit.edu, pasangan paman dan keponakan ini mengikuti pameran internasional di St Louis pada tahun 1902. Mulai saat itulah mereka mengenalkan kapur warna tanpa debu. Atas karya berupa crayon ini, Binney dan Smith mendapatkan medali emas dalam pameran tersebut. Kapur tanpa debu ini, memang benar-benar terbuat dari kapur dicampur minyak, lalu dibentuk dan dipadatkan.


Sebelumnya, benda seperti ini terbuat dari arang yang dihancurkan, lalu dicampur minyak dan dipadatkan. Namun crayon arang ini ternyata tidak bisa banyak member variasi warna. Dari sinilah kemudian Smith dan Binney berpikir untuk membuat kapur warna tanpa debu.


Saat memenangkan medali emas dalam pameran itu, Binney dan Smith menamai produknya dengan brand Crayola. Brand ini lahir dari istri Binney yang bernama Alice. Nama Crayola berasal dari dua kata dalam bahasa Prancis, Craie yang berarti kapur dan ola yang berarti berminyak. Merek Crayola ini kemudian mengalami distorsi dan kemudian diucapkan menjadi crayon.


Produk crayon merek Crayola pertama dijual dalam kemasan nikel pada tahun 1903. Satu kotak nikel hanya berisi delapan crayon yang warnanya berbeda-beda. Jadi, dalam satu boks hanya terdiri dari delapan warna crayon, yaitu hitam, biru, coklat, hijau, orange, ungu, merah, dan kuning. Di tahun 1957, barulah warna crayon diperkaya menjadi 40 warna. Saat ini sudah lebih dari 120 warna crayon yang dipasarkan umum.


Tidak hanya makin bervariasi warnanya, crayon juga sudah dikemas dalam berbagai bentuk dan memiliki karakter yang sudah sangat beragam. Saat ini sudah ada crayon yang goresannya seperti menyala dalam gelap (glow in the dark). Ada juga crayon yang aromanya wangi seperti parfum. Ada juga crayon yang dibuat berkelap-kelip dengan dicampur glitter.


Dalam perkembangannya, produk ini memang cepat sekali populer. Sifatnya yang tidak berdebu menjadi sangat digemari para guru di Amerika untuk menulis atau melukis di depan kelas. Murid-murid sekolah juga sangat suka sekali karena memang tidak kotor di tangan. Brand Crayola pun sempat menjadi merek yang sangat luas dikenal masyarakat dunia. Saat ini brand tersebut sudah menghadapi banyak perusahaan lain pembuat crayon.


Posted in: Lainnya
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

KECERDASAN DI BALIK PENEMUAN TUSUK GIGI


Charles Forster benar-benar pelaku marketing yang cerdas. Saking cerdasnya, dia kerap disebut sebagai tenaga marketing yang bisa sukses menjual daging sapi kepada kaum vegetarian. Tentu ini hanya sekadar perumpamaan, karena kaum vegetarian tidaklah mengonsumsi daging. Perumpamaan ini dibuat untuk menunjukkan bahwa Forster mampu menjual sesuatu yang tidak bisa orang lain jual.


Pria kelahiran Charlestown, Massachusetts, tahun 1826 ini tumbuh di keluarga aristokrat Inggris. Di masa remaja, dia bekerja dengan pamannya yang menjalankan bisnis ekspor/impor di Brazil. Saat tinggal di Brazil itulah kecerdasan marketingnya terasah. Saat itu dia melihat kebanyakan gigi penduduk asli Brazil terlihat rapi.


Selidik punya selidik, dia menemukan alasan yang membuat gigi penduduk Brazil tertata rapi. Saat itu, warga Brazil bisa menggunakan tusuk gigi kayu yang dibuat secara manual. Sementara di tempat lain, saat itu tusuk gigi masih terbuat dari logam.


Benda kecil yang berfungsi untuk membersihkan sela-sela gigi ini memang sudah dikenal dari era prasejarah. Banyak bukti menunjukkan saat itu, manusia menggunakan ranting untuk membersihkan gigi. Pada era perunggu, menurut situs nucleartoothpicks.com, tusuk gigi dibuat lebih rapi dengan bahan logam, tapi prosesnya masih manual dan belum dikomersialkan.


Setelah terinspirasi kebiasaan warga Brazil, Forster kemudian melihat bahwa tusuk gigi kayu memberinya peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Dari situ dia lantas berpikir untuk bisa membuat tusuk gigi kayu dalam jumlah banyak, dan dalam waktu singkat. Akhirnya Forster sampai pada pemikiran untuk membuat mesin pembuat tusuk gigi kayu. Saat itu memang revolusi industri sedang mencapai momentum terbaik.


Forster bukanlah seorang insinyur mesin yang bisa melakukannya sendiri. Tapi dialah pemegang paten pertama untuk proses pembuatan tusuk gigi kayu. Forster merangkul ahli mesin asal Boston, Benjamin Franklin Sturtevant, yang sebelumnya telah membuat mesin pembuat sepatu yang alas bawahnya berbahan kayu.


Dengan mesin buatan Benjamin inilah Forster berhasil memproduksi tusuk gigi kayu dalam jumlah banyak. Di tahun 1870, dia mampu memproduksi jutaan tusuk gigi kayu dalam satu hari. Yang jadi masalah kemudian adalah daya serap pasar yang masih terbatas di Boston. Saat itu, jumlah tusuk gigi kayu yang bisa dijual di Boston masih sangat terbatas.


Untuk mengatasi problem tersebut, dia mulai menitipkan tusuk gigi buatannya di toko-toko eceran. Pemilik toko hanya membayar tusuk gigi yang laku terjual. Cara seperti ini bisa sedikit mendongkrak penjualan tusuk giginya.


Kemudian Forster menempuh cara lain untuk mendongkrak penjualan tusuk giginya. Dia meyakinkan kepada pemilik restoran bahwa tusuk gigi bisa menjadi bagian dari layanan yang bisa menarik konsumen. Bersamaan dengan itu dia menyewa beberapa orang untuk makan di restoran-restoran. Setelah makan, orang yang disewa ini wajib menanyakan tusuk gigi kepada pemilik restoran.


Dengan cara ini, pemilik restoran menjadi percaya bahwa tusuk gigi merupakan layanan yang harus diberikan kepada konsumen. Dari sinilah kemudian para pemilik restoran merasa perlu untuk membeli tusuk gigi kepada Forster.


Mulai saat itulah tusuk gigi menjadi bagian dari ‘gaya hidup’ konsumen restoran. Penggunaan tusuk gigi pun lantas menjadi sangat populer. Dalam waktu yang singkat, pasar tusuk gigi buatan Forster langsung meluas ke berbagai negara. Dari sinilah kemudian tusuk gigi benar-benar terbukti bisa menjadi bisnis besar hingga saat ini.


Posted in: Gaya Hidup
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

MICKEY MOUSE PUNYA SEJARAH




Mickey Mouse tak bisa lepas dari perkembangan dunia kartun. Serialnya sudah sangat melekat di hati para pemirsa kartun. Film yang mengisahkan perseteruan abadi anjing dan kucing ini telah menjadi ikon yang sangat kuat. Tak hanya hadir di layar film, merchandise tokoh Mickey Mouse juga sudah terjual banyak sekali, baik yang asli lisensi Walt Disney maupun tiruan.

Sejarah Mickey Mouse ini dimulai dari lahirnya film animasi pertama berjudul ‘Humorous Phases of Funny Faces’. Film ini dibuat tahun 1906 oleh kartunis Amerika, J Stuart Blacton. Film ini mempertemukan Stuart dengan Walt Disney yang pada tahun 1919 bikin kartun berjudul Ub Iwerks. Pertemuan keduanya lantas memunculkan ide untuk membangun bisnis.

Tahun 1923 The Walt Disney Company didirikan. Dari perusahaan inilah pada tahun 1927 kemudian muncul ide untuk membuat kartun lucu dengan tokoh tikus. Maka lahirlah kartun berjudul ‘Mortimer Mouse. Kemudian istri Walt, Lillian, meyakinkan bahwa nama judul itu akan lebih bagus kalau diganti Mickey Mouse. Lillian berhasil, maka Mortimer Mouse kemudian berubah nama jadi Mickey Mouse.

Situs time.com menjelaskan bahwa pada 18 November 1928 Mickey Mouse tampil di film layar lebar. Premiere film ini diputar di New York. Di akhir tahun tersebut sosok Mickey Mouse sudah sangat terkenal dan digemari. Merchandisenya pun sudah mulai banyak beredar. Saat itu pula lahir Mickey Mouse Club, yang menjadi wadah para penggemar kartun tersebut.

Di tahun 1935, seorang animator muda bernama Fred Moore menyempurnakan karakter Mickey Mouse. Dengan sentuhan sedikit si sana-sini, karakter Mickey Mouse makin kuat. Dan di tahun ini pula, Mickey Mouse untuk pertama kalinya tampil dalam film berwarna. Karena selama ini banyak melihat sosok Mickey Mouse dalam warna hitam-putih, publik banyak mengritik tampilan Mickey Mouse yang berwarna. Namun akhirnya mereka nyaman.

Perkembangan Mickey Mouse semakin positif. Pada tahun 1937, Disney Studio membuat sekitar 12 serial pendek Mickey Mouse. Dan suara Mickey Mouse dibuat sedikit melengking. Respons publik terus bertambah positif. Di tahun 1950, Mickey Mouse punya taman hiburan, dan koran berisi komik strip. Kemudian The Mickey Mouse Club juga semakin sering muncul di televisi.

Keberadaan The Mickey Mouse Club ini rupanya juga memberi banyak manfaat bagi para anggotanya. Kemunculan wadah ini di berbagai siaran televisi menjadikan para anggotanya juga dikenal publik. Dari klub ini lahir beberapa bintang muda seperti Annette Funicello dan Justin Timberlake.

Selain menyajikan Mickey Mouse, Disney juga banyak membuat film-film animasi yang lain. Hal ini menjadikan nama Mickey Mouse sempat redup. Barulah pada tahun 1980-an awal nama ini dibangkitkan lagi dengan serial-serial baru. Begitu dibangkitkan lagi, ternayat brand awareness Mickey Mouse langsung menanjak, meksi hanya menyentuh angka 98 persen dari masa keemasannya.

Karakter Mickey Mouse menjadi kekuatan yang sangat dominan untuk mendukung bisnis Walt Disney. Di tahun 1997, setelah mengalami pasang surut, Mickey Mouse masih mampu menyubang sekitar 40 persen pendapatan Disney. Hingga saat ini, karakter tersebut masih saja diingat banyak orang, meski tak sekuat sebelumnya.
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

BAGHDAD JADI KOTA KELAHIRAN BATERAI

Suatu hari di bulan Juni tahun 1936, seorang pekerja konstruksi pembangunan rel kereta api di kota Baghdad membuat galian untuk proyek tersebut. Dalam proses penggalian, pekerja itu menemukan bendar mirip gerabah berbentuk berbentuk lonjong yang bagian puncaknya dilengkapi penutup. Benda aneh ini kemudian disimpan untuk diteliti.


Dua tahun kemudian, yakni pada tahun 1938, seorang arkeolog Jerman, Dr Wilhelm Konig berhasil mengidentifikasi benda tersebut. Berdasar penelusurannya, seperti ditulis allaboutbatteries.com, benda itu saat ditemukan berumur sekitar 2000 tahun. Dia memperkirakan, benda kuno tersebut berasal dari era 190-an tahun sebelum masehi.


Dari bentuk yang terlihat, Wilhelm meyakini bahwa benda itu adalah baterai yang dibuat bangsa Parthia yang tinggal di dekat Sungai Tigris. Saat ini, wilayah yang dulu mereka tinggali sudah berubah menjadi kota Baghdad. Wilhelm meyakini bahwa benda tersebut merupakan baterai generasi pertama yang dibuat manusia.


Untuk meyakinkan temuannya, dia kemudian melakukan pengujian dengan metode tertentu. Hasilnya, benda berukuran panjang 15 cm dengan diameter sekitar 4 cm ini mampu menghasilkan arus listrik 1,5 volt hingga 2 volt. Temuan ini lantas membuka pertanyaan, teknologi apakah yang saat itu dikembangkan sehingga manusia perlu arus listrik dengan membuat baterai?


Seiring dengan perkembangan sejarah manusia, teknologi baterai juga terus bergerak maju. Pada tahun 1747, Sir William Watson, di Inggris mendemonstrasikan perpindahan arus listrik menggunakan kabel. Ini mengilhami terciptanya materai modern.



sumber:anomalies-unlimited.com

Insipirasi ini terus dikembangkan oleh para ahli. Pada tahun 1786, Luigi Galvani berhasil membuat konsep baterai yang lebih sempurna, namun dia tidak berhasil mewujudkannya dalam bentuk nyata. Barulah pada tahun 1800 Alessandro Volta mempublikasikan secara rinci tentang baterai. Dalam konsep ini, baterai terbuat dari batang perang, dilapisi kertas atau kain yang direndam garam, juga zinc (seng).


Para ahli terus tertantang untuk menyempurnakan baterai. Antara tahun 1898 hingga 1908, Thomas Edison membuat baterai alkaline dengan bahan besi sebagai kutub negatif dan nikel oksida sebagai kutub positif. Baterai Edison ini kemudian banyak digunakan untuk keperluan industri. Baterai ini bisa diisi ulang dan punya daya tahan lebih panjang dengan kekuatan 1-1,35 volt.


Setelah itu, teknologi baterai terus berkembang. Tidak hanya dari sisi daya tahan, baterai juga dikembangkan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Ada baterai yang berukuran besar berbentuk bulan, ada juga baterai kotak, dan sebagainya. Benda ini tetap diperlukan meski listrik kemudian dikembangkan melalui jaringan kabel berskala besar.


Posted in: Saintek
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

PERINTIS SISTEM WARNA TERNYATA ASTRONOM


Apa jadinya jika warna-warna benda di sekitar kita tidak diidentifikasi satu per satu? Kebingungan massal umat manusia akan terjadi dalam mendefinisikan berbagai hal di sekitarnya. Eskpresi perasaan lewat warna juga tidak akan terjadi. Tapi untunglah, itu tidak terjadi. Sistem warna telah dibuat, dan masing-masing warna sudah dibuatkan identifikasinya.


Sistem warna juga telah mengubah banyak hal di dunia ini. Lampu lalu lintas yang menggunakan simbol warna, telah banyak membantu mengurangi kecelakaan. Warna-warna yang jadi corporate color, juga memudahkan lembaga bisnis untuk mengenalkan diri kepada pasar. Warna-warni bendera juga menjadi simbol tersendiri bagi sebuah negara.


Warna juga mengembangkan ilmu pengetahuan. Dari sini kemudian lahir teori-teori fisika. Warna juga membuat ilmu desain berkembang sangat pesat industri audio visual tumbuh melejit, dan sebagainya. Pertumbuhan mental dan kecerdasan anak juga terbantu dengan lahirnya konsep warna. Singkatnya, kehidupan di dunia ini menjadi semakin berwarna.


Tapi tahukah Anda siapa yang pertama kali membuat sistem warna di dunia ini? Situs coloryourcarpet.com mencatat bahwa ternyata orang yang pertama kali membuat sistem warna adalah astronom Finlandia bernama, Aron Sigfrid Forsius (1569-1637). Dia membuat sistem warna pada tahun 1611.


Sistem warna yang dibuatnya menjadikan warna hitam dan putih sebagai titik esktremnya. Di tengah kedua warna itu barulah ada warna lain seperti kuning, merah, biru, dan sebagainya. Saat itu baru dikenal tujuh warna, yakni hitam, putih, merah, kuning, kuning muda, biru, dan oranye. Dari karya Forsius inilah kemudian banyak ahli berpikir keras untuk membuat sistem warna yang lebih sempurna.


Kemudian tahun 1613 warga Belgia, Franciscus Aguilonius (1567-1617) membuat diagram warna. Eksperimen warna pun terus berjalan. Seniman Belanda Dutchman (1606-1669) mencoba membuat teori warna. Teorinya menyebutkan bahwa warna kuning jika digelapkan bakal menjadi coklat dan warna merah adalah setengah dari kuning.


Berbagai temuan soal warna itu tak membuat para ahli segera puas. Konsep warna yang sangat maju kemudian dirumuskan oleh ahli fisikan asal Inggris, Isaac Newton (1642-1726). Dia membuat roda warna pada tahun 1672. Dengan teori optic, dia memantulkan cahaya dengan prisma dan menemukan spectrum warna. Saat itu, dua warna penting, yakni magenda dan cyan belum disebutkan. Kedua warna ini baru disebutkan 32 tahun setelah roda warna dibuat Newton.


Temuan Newton ini pun tidak lantas menghentikan berbagai penelusuran tentang konsep warna. Setelah itu banyak sekali ahli dan seniman yang mengembangkan konsep-konsep warna. Salah satu perkembangan temuan yang cukup penting dalam sejarah konsep warna adalah teori warna primer yang dibuat ilmuwan Jerman, Wilhelm Ostwald (1853-1932).


Ostwald mengurutkan warna primer berupa warna kuning, merah, hijau, dan biru laut. Warna primer ini dia susun tahun 1916. Temuan warna primer pun mengantarkan ahli kimia tersebut meraih hadiah Nobel. Setelah itu, temuan-temuan teori warna masih terus terjadi. Tak hanya di dunia percetakan, teori warna juga dikembangkan di dunia fashion, industri seni, perangkat digital, dan sebagainya. Intinya, perkembangan konsep warna juga ikut menyuburkan berbagai industri di dunia ini.


Posted in: Saintek
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

MENGAPA DI ALAMAT E-MAIL SELALU ADA SIMBOL @?



Tahun 1971 menjadi momen yang sangat penting bagi perkembangan internet. Pada tahun itu, seorang ahli bernama Roy Tomlinson berhasil menciptakan surat elektronik atau disebut dengan e-mail. Istilah e-mail ini merupakan gabungan dari dua kata, yakni electronic yang berarti eletronik dan mail yang berarti surat. Temuan ini disempurnakannya pada tahun 1972.







Pada prinsipnya, surat elektronika ini mirip dengan surat-menyurat lewat pos. Bedanya, bentuk surat yang dikirim lewat jaringan ini bukan berupa selembar kertas yang terbungkus amplop. Surat elektronika ini berupa data digital yang bisa berupa huruf, gambar, maupun suara.







Layaknya proses surat-menyurat, dalam surat elektronika ini juga diperlukan alamat pengirim maupun penerima. Satu tanda yang sangat khas dalam penulisan alamat e-mail ini adalah simbol @ atau dibaca at yang berarti di (awalan untuk menunjukkan tempat) atau pada. Simbol ini juga diperkenalkan oleh Tomlinson.







Untuk bisa surat-menyurat secara elektronik, pengirim maupun penerima surat harus memiliki kotak surat yang terdaftar di internet. Alamat dalam surat elektronika ini sebenarnya melekat pada kotak surat itu. Untuk bisa membuka kotak surat, sang pemilik harus memiliki kode rahasia yang disebut password. Dengan kode rahasia ini orang yang buan pemilik kotak surat tidak akan bisa membukanya.







Posted in: Saintek
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

Pemilik Pertama Akun Facebook

Dengan lebih dari 700 juta pengguna di seluruh dunia, Facebook telah menjadi situs jejaring sosial di dunia. Diperkirakan pada tahun 2012 nanti pengguna Facebook di seluruh dunia bisa mencapai 1 miliar orang. Meski pertumbuhannya cenderung melambat, tapi angka ini sungguh fantastis. Artinya satu dari tujuh orang di dunia ini punya akun Facebook.


Tahukah Anda, siapa pemilik akun pertama di situs ini? Versi online Hindustan Times edisi 2 Juni 2011 pernah memuat tulisan singkat soal ini. Tulisan ini dibuat berdasar penelusuran ‘orang dalam’ Facebook menggunakan URL berikut:


href="http://www.facebook.com/profile.php?id=5500957">www.facebook.com/profile.php?id=5500957)


Dari penelusuran itu keluarlah daftar pemilik akun pertama di Facebook. Hasilnya bisa dilihat pada urutan berikut ini:


1. Empty
2. Empty
3. Empty
4. Mark Zuckerberg, CEO dan pendiri Facecook
5. Chris Hughes, teman satu kamar Zuckerberg, dan sekaligus asisten pendiri Facebook
6. Dustin Moskovitz, teman satu kamar Zuckerberg, dan sekaligus asisten pendiri Facebook
7. Arie Hasit, teman Hughes
8. Empty
9. Empty
10. Marcel Georges Laverdet, insinyur yang termasuk pertama bergabung dengan Facebook


Saat ini, URL tersebut tidak lagi bisa digunakan untuk melacak urutan pemilik akun Facebook. Alamat tersebut, saat digunakan, bakal mengarahkan kita pada halaman mesin pencari Google. Nomor yang tertulis Empty, kemungkinan adalah akun untuk tes atau uji coba. Anda pemilik akun yang keberapa?


Posted in: Gaya Hidup
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

TENTARA JEPANG PENEMU RICE COOKER





Rice cooker atau alat pemasak nasi punya sejarah sendiri. Sekarang, rice cooker sudah menjadi seperti peralatan yang wajib tersedia di setiap dapur warga yang tinggal di negara bermakanan pokok nasi. Di Indonesia, restoran-restoran juga sudah menjadikan rice cooker sebagai perabot yang harus tersedia. Dengan perabotan ini, masyarakat bisa dengan mudah dan praktis memasak nasi.
Di tahun 1990-an rice cooker benar-benar berfungsi hanya untuk memasak nasi. Alat ini tidak bisa digunakan sebagai alat penyimpan atau penghangat makanan tersebut. Namun kemudian alat ini dimodifikasi dan terus dikembangkan. Akhirnya, rice cooker berubah sebutan menjadi magic jar, lalu jadi magic com, seiring dengan penambahan fungsi perabotan tersebut.
Proses kerja rice cooker, ternyata sudah dikenal sejak awal abad ke-20. Pada tahun 1937, tentara Jepang mulai menjalankan prinsip kerja perangkat menanak nasi bertenaga listrik. Alat ini terdiri dari wadah kayu tahan bocor dan lempeng logam pemanas bertenaga listrik. Lempeng logam ini tugasnya memanaskan wadah kayu yang sudah diisi beras dan air di dalamnya.
Wadah kayu yang terus dipanaskan dengan logam pemanas, kemudian menjadikan beras di dalamnya masak. Saat itu, proses untuk mengubah beras menjadi nasi masih sangat lama karena wadah kayu yang digunakan belum dilengkapi penutup. Akibatnya, uap panas yang dihasilkan dari air mendidih di dalam wadah terbuang percuma ke udara bebas.
Untuk menyingkat waktu, kemudian perangkat ini dilengkapi dengan tutup, sehingga uap panas bisa dimaksimalkan fungsinya di dalam wadah untuk menjadikan beras lebih cepat masak jadi nasi. Hasil dari penyempurnaan ini kemudian memunculkan ide Mitsubishi memproduksinya secara massal. Pada tahun 1945, perusahaan tersebut untuk pertama kalinya memproduksi dan memperdagangkan rice cooker.
Jika tentara Jepang membuat rice cooker dengan wadah kayu, Mistubishi melengkapi perabotan ini dengan wadah aluminium. Dengan demikian, hantaran panas di dalam wadah bekerja lebih maksimal. Dampaknya, nasi di dalam wadah menjadi cepat sekali masak. Ditambah lagi, uap air yang terjebak di dalamnya akibat tertutup rapat, ikut menghasilkan panas yang mempercepat proses menanak nasi.
Inovasi ini ternyata belum menjadi titik akhir bagi rice cooker. Pada tahun 1956, Toshiba menyempurnakan perabot ini secara signifikan. Saat itu, Toshima membuat produk membuat rice cooker yang secara otomatis berhenti bekerja begitu nasi yang dalamnya sudah masak. Inovasi ini menjadikan rice cooker bekerja lebih aman dibanding sebelumnya.
Toshiba meraih sukses besar dengan inovasinya. Dalam satu bulan, rata-rata 200 ribu rice cooker terserap pasar dalam negeri. Empat tahun setelah produk Toshiba ini diluncurkan, sekitar 50 persen warga Jepang melengkapi dapurnya dengan rice cooker.
Seiring perkembangan waktu, alat ini kemudian menembus pasar dunia dan dilengkapi fungsinya. Alat yang semula hanya bisa memasak nasi, kemudian dilengkapi dengan fungsi menghangatkan nasi, juga menghangatkan sayur-mayur. Namun demikian, sumber tenaga yang digunakannya tetap listrik.
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

Ayu Ting Ting Berpose

Satu lagi karya fenomenal yang turut melamungkan nama Ayu Ting Ting di jagat hiburan tanah air. Lagu berjudul ‘Alamat Palsu’ itu mendadak jadi populer yang akhirnya turut melambungkan namanya penyanyi tersebut. Yah, dia adalah Ayu Ting Ting.
Gadis kelahiran Jakarta 20 Juni 1992 itu sebenarnya terjun ke dunia hiburan tanah air sejak usianya 14 tahun.

 
Lagunya yang berjudul ‘Alamat Palsu’ itu juga sudah sejak tahun 2007 ia keluarkan.
Namun entah kenapa, dewi fortuna baru berpihak padanya saat ini.
Tak hanya di dunia tarik suara, Ayu Ting Ting kini banyak berperan menjadi bintang tamu di beberapa program acara televisi. Salah satunya di acara Sitkom ‘Santri Jojo’ yang tayang di RCTI.
Tarif manggung Ayu Ting Ting kini juga semakin meningkat. Mulai dari harga 250 ribu, kini ia berhasil mencapai angka Rp 30 Juta.
Sulung dari dua bersaudara itu merupakan dara keturunan asli betawi.
Bermodalkan usaha dan kerja kerasnya, kini Ayu berhasil mencapai posisi apa yang diinginkannya seperti sekarang ini.
Pemilik nama lengkap Ayu Rosmalina itu kini semakin menjadi bintang dan idola baru di jagat hiburan tanah air karena karyanya ‘Alamat Palsu’ yang fenomenal itu.
Nama Ting Ting yang ada dibelakang namanya itu rupanya merupakan pemberian dari orang labelnya. Karena sebelum karyanya yang berjudul ‘Alamat Palsu’ itu, ia juga sempat merilis single yang berjudul ‘Ting Ting’ di album dangdutnya.
Kini Ayu seakan kebanjiran job. Mulai dari menyanyi, akting dan menjadi beberapa bintang tamu dalam program acara talkshow di beberapa televisi nasional.

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

Tomat Hitam

Ilmuwan asal Israel berhasil mengembangkan tomat gothic. Tomat ini memiliki warna merah di bagian dalam dan berwarna hitam di bagian luar. Seperti apa?

Untuk menciptakan tomat ‘Galaksi Hitam’ ini, ahli ‘mengawinkan’ tomat biasa dengan beragam tomat liar. Warna gelap tomat ini berasal dari pigment yang biasa ditemukan pada blueberry seperti dikutip DM.
Tak hanya itu, pigment tomat ini termasuk fotosensitif yang akan makin gelap jika terus berada di tanamannya dan terpapar matahari. Perusahaan Technological Seeds yang khusus membuat sayuran hibrida mengatakan, “Selain warna, tomat ini juga memiliki semua manfaat antioksidan.”

Perusahaan itu juga mengklaim, tomat ini bahkan lebih bernutrisi berkat pigment uniknya yang memiliki antioksidan dan vitamin C yang sangat terkonsentrasi yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Bagaimana menurut Anda? (Sumber: Inilah.com)
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

Jombang, Nasi Aking dan Ketahanan Pangan

MOMENTUM yang tepat! Itulah kegiatan kawan-kawan Jombang di Bogor yang tergabung dalamJombang AgroStudent Community [JAC-IPB, sebuah organisasi mahasiswa daerah asal Jombang di Institut Pertanian Bogor yang dideklarasikan pada tanggal 15 Oktober 2005] mengadakan kegiatan seminar di Jombang dengan tema “Peran Pendidikan dan Pertanian dalam Membangun Ketahanan Pangan”, pada tanggal 7 Februari 2010 yang lalu di Ruang Bung Tomo, Pemda Jombang, dengan jumlah peserta yang membludak dan ‘meledak’. Kenapa?

Beberapa waktu sebelumnya, muncul kisah pilu ‘sepilu-pilunya’ warga Dusun Pulosari, Desa Pulosari, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang yang terpaksa makan nasi aking akibat berbagai sebab. Sebuah potret ketidaktahanan pangan sekaligus kenestapaan yang membuat hati terenyuh terisis-iris. Jombang yang selama ini di kenal sebagai salah satu lumbung pangan ternyata juga menyimpan “luka pembangunan”.

Entah ini sebuah keteledoran, kealpaan, pengabaian atau apapun yang kita lakukan, yang jelas saudara kita itu lapar! Tak kuasa dan tak tega saya memberi komentar panjang lebar [orang lapar kok di komentari]. Untuk itu silahkan saja membaca berita yang saya “cangkul” dariKompas, 18 Januari 2010, dengan judul: ”Tanah Hilang, Kemiskinan Datang”, termasuk foto ilustrasi di atas juga langsung saya ambil dari koran yang sama. Semoga bisa menjadi cermin diri dan semakin mempererat kohesivitas kehidupan sosial kita.

Minggu (17/1) siang, Amini (43) sibuk menampi ”beras” di rumahnya di Dusun Pulosari, Desa Pulosari, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. ”Beras” yang dimaksud adalah nasi aking, yaitu sisa nasi kemarin yang dikeringkan untuk dimasak lagi.

Nasi aking bersama gaplek dan jagung bisa dibilang menjadi makanan pokok Amini dan keluarga serta sebagian besar warga desa itu. Hanya sesekali mereka makan nasi aking dicampur beras.

”Harga beras mahal, sekarang Rp 6.500 per kilogram. Jatah raskin (beras untuk rakyat miskin) per bulan hanya enam kilogram, sedangkan keluarga saya dalam sehari paling tidak butuh makan 2 kilogram beras. Jadi, ya, makan nasi aking,” tutur Amini.

Jatah raskin yang diterima juga tidak bisa dipastikan jadwalnya dan kerap terlambat datang.

Amini dan suaminya bekerja sebagai buruh tani. Jika sedang tidak ada lahan yang digarap, mereka tidak beroleh penghasilan. Rata-rata penghasilan Amini dan suami hanya Rp 500.000 per bulan. Uang itu untuk makan sekeluarga pun tidak cukup. Akibatnya, tiga anak mereka terpaksa putus sekolah.

Amini menuturkan, dua anak perempuannya, berusia 20 tahun dan 17 tahun, hanya lulus sekolah dasar. Keduanya kini menganggur. ”Anak saya yang ketiga mengalami gangguan jiwa,” kata Amini.

Tetangga Amini, Mianam (37), juga bekerja sebagai buruh tani. Menurut Mianam, upah yang didapat hanya sekitar Rp 15.000 per hari.

”Kalau sedang tidak ada kerjaan, saya cari pekerjaan serabutan ke kota. Kalau tidak ada penghasilan, ya, ngutang,” kata lelaki itu.

Menurut Mianam, penduduk desa itu tidak ada lagi yang memiliki lahan. ”Sawah dan kebun sudah habis dibeli oleh orang-orang dari Surabaya dan Jakarta. Warga desa di sini hanya jadi buruh,” katanya.

Uang instan

Mianam bercerita, peralihan kepemilikan lahan tanah terjadi mulai tahun 1970. Saat itu penduduk desa banyak menjual lahan untuk mendapat uang dalam jumlah besar secara instan.

”Mungkin mereka tidak sadar kalau (generasi) sesudah itu jadi tidak punya tanah,” kata Mianam.

Purnomo (56), Ketua RW 4 Dusun Pulosari, Desa Pulosari, Kecamatan Bareng, mengatakan, di wilayahnya ada sekitar 500 orang yang bernasib seperti Mianam dan Amini.

”Warga saya kebanyakan putus sekolah setelah lulus SD. Lulusan SMA bisa dihitung dengan jari karena sedikit sekali,” katanya.

Menurut Purnomo, tidak banyak warga desa yang merantau. Sebagian besar tetap berada di desa dan menjadi penganggur. Kebanyakan penduduk tinggal di rumah berdinding anyaman bambu dan berlantai tanah.

”Sebenarnya tanah di desa ini subur dan bisa ditanami, tetapi warga sudah tidak lagi memiliki lahan,” kata Purnomo.

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf saat berkunjung ke Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyiin Pacul Gowang, Diwek, Kabupaten Jombang, hari Minggu, mengatakan, warga Pulosari merupakan bagian dari 491.000 keluarga sangat miskin di Provinsi Jatim yang tidak memiliki kemampuan ekonomi apa pun.

Menurut Saifullah, saat ini keluarga sangat miskin itu sudah selesai didata sampai nama dan alamatnya.

Untuk mengatasi kemiskinan di wilayahnya, Pemerintah Provinsi Jatim berencana memberikan bantuan, baik berupa uang tunai, raskin, maupun pengobatan gratis.

Bantuan tunai akan diarahkan untuk pemberdayaan. Namun, Saifullah tidak merinci bentuk pemberdayaan yang dimaksud. Adapun untuk pengobatan gratis, menurut dia, biayanya akan ditanggung bersama antara pemerintah pusat dan daerah.
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

Teologi Pembebasan Petani


SELAMA ini bangsa kita dikenal sebagai bangsa agraris. Di samping itu, kita juga dikenal sebagai bangsa yang agamis. Namun, ironisnya, sebagai bangsa agraris dan agamis, sektor pertanian kurang mendapat perhatian kita semua, termasuk kaum agamawan.

Berbagai persoalan di sektor pertanian masih saja mendera bertubi-tubi. Mulai dari masalah sarana dan prasarana produksi, kebijakan harga produk, kebijakan pertanahan, sistem distribusi, kemiskinan petani, dan sebagainya. Sedangkan peran para agamawan sepertinya telah jauh meninggalkan “lahan-lahan pertanian” dan lebih tertarik menguliti bahkan menggeluti masalah-masalah politik praktis.


Mereka kurang antusias dalam membumikan nilai-nilai agama dalam menumbuhkan semangat bertani, apalagi melakukan pembelaan terhadap nasib petani. Hal ini bisa saja menjadi penyebab mengapa kondisi pertanian kita tetap terpuruk.

Landasan teologi peribadatan yang terbangun selama ini pun telah dipersempit, sehingga seolah-olah masalah ibadah hanyalah yang berkaitan dengan ritual-individual. Padahal, sebenarnya ibadah mempunyai ladang cakupan yang luas dan universal, bersifat ritual-individual maupun sosial-komunal.

Termasuk juga dengan aktivitas di sektor pertanian, adalah salah satu aktivitas peribadatan guna memakmurkan bumi. Bukankah di dalam kitab suci telah dijelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari bumi (tanah) dan menjadikannya sebagai pemakmurnya?

Memakmurkan bumi, salah satunya bisa diejawantahkan dengan tetap menjaga harmoni cinta dengan tanah, air, tanaman dan lingkungan sekitar bahkan lingkungan globalnya. Manusia (petani) mengolah bumi (tanah) dengan sebaik-baiknya, menjaga kesuburannya, serta tidak mengeksploitasinya serta merawat tanaman dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pemahaman ilmu agronomi yang dipahami agar tanaman tetap tumbuh-kembang dengan baik yang kelak akan memberikan banyak harapan (panen).

Oleh karena itu, sebagai bangsa agraris dan agamis tentunya sangat logis jika nilai-nilai teologis digali kembali dan dijadikan sebagai landasan pembangunan pertanian. Dengan landasan teologis akan mampu memberikan pencerahan dan perspektif baru tentang bagaimana sikap agama dalam mengurai benang kusut yang terus-menerus membelit sektor pertanian serta memberikan garansi keberpihakan terhadap kaum tani.

Landasan Teologis

Profesi petani pada hakikatnya mempunyai nilai yang sangat mulia. Di samping mendapat manfaat ekonomi secara langsung juga akan mendapat pahala atau ganjaran. Nabi Muhammad mengatakan bahwa setiap muslim yang menanam suatu tanaman, kemudian tanamannya itu dimakan oleh burung, manusia atau hewan, maka itu akan menjadi sedekah baginya (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim). Sedangkan Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa pekerjaan yang baik ialah pertanian karena dikerjakan dengan tangan sendiri dan juga memberi manfaat kepada diri sendiri, umat dan kepada binatang.

Di samping itu, dengan pertanian akan mampu membawa para petani kepada sikap tawakal, yaitu sikap pasrah diri kepada Allah SWT setelah melakukan segala daya dan upaya dengan optimal atau ikhtiar.

Dengan demikian, dari sudut pandang akidah saja, proses bertani menuntut kesabaran yang tinggi sebelum masa panen tiba. Dalam proses inilah petani dapat lebih memahami hakikat tawakal yang sebenarnya, karena bagaimanapun hasil panennya nanti tak terlepas dari hak mutlak-Nya.

Selain itu juga, dapat dikatakan bahwa bertani adalah salah satu bentuk jihad fisabilillah karena setidaknya bagi petani sendiri, bertani adalah suatu upaya mempertahankan kelangsungan kehidupannya dan juga keluarganya. Lebih dari itu, hanya dengan pertanian-lah krisis pangan dapat diatasi, sehingga semua orang dapat mempertahankan kehidupannya.

Oleh karena itu, kalau agama saja dengan jelas dan tegas memberikan dukungan dan insentif yang menarik kepada sektor pertanian, maka sudah seharusnya jika kita, terutama pengambil kebijakan memihak kepada petani dan mulai merefleksikan nilai-nilai teologis dalam membangun pertanian. Dalam hal ini sangat diperlukan peran teolog, ahli agama, ataupun para ulama untuk merekonstruksi sekaligus membumikan nilai-nilai teologis yang mampu memahami pertanian serta membentuk paradigma berpikir dan kesadaran baru tentang pertanian.

Dicari: Ulama Oposan

Petani yang mayoritas sebagai kaum lemah harus mendapat pembelaan yang proporsional sehingga dapat keluar dari kondisi fakir dan miskin, baik fakir ekonomi maupun fakir politik. Bukankah kefakiran akan mudah mendekatkan seseorang pada kekafiran?

Para teolog ataupun ulama tak perlu segan menjadi oposan jika kebijakan yang diambil pemerintah dirasa tidak memihak petani. Oleh karena itu, para teolog ataupun para ulama harus terus-menerus menanamkan nilai-nilai teologi dalam membangun pertanian untuk membebaskan petani dari keterpurukan selama ini. Itu dilakukan baik kepada pengambil kebijakan maupun petani.

Dengan demikian, bagi pembuat kebijakan, hal ini akan dapat menutup atau meminimalisir peluang moral hazard yang seringkali dilakukan oleh pembuat kebijakan sendiri. Kebijakan pemerintah kepada petani dapat diejawantahkan dengan, misalnya, memberikan insentif harga produk pertanian yang layak, memperluas akses petani terhadap input produksi, akses pasar, penguasaan teknologi baru, pembangunan infrastruktur, perlindungan lahan pertanian dan sebagainya.

Sedangkan bagi petani, dengan tertanamnya nilai-nilai teologis, akan mampu memah`mi profesinya sendiri. Menjadi petani tidak hanya sebagai upaya pemenuhan produksi pangan, tetapi lebih dari itu, bertani merupakan bentuk peribadatan yang sarat pahala. Dengan demikian, ini akan membuat petani menjadi lebih percaya diri dengan profesinya dan lebih bergairah atau produktif dalam berusaha tani. Semoga!

*Ilustrasi gambar diambil dari sampul buku "Dari Ladang sampai Kabinet: Menggugat Nasib Petani", karya JA Noertjahyo, Penerbit Buku Kompas, 2005.
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

Siapa yang Paling Tahu Gerakan PKI?

MENYIMAK tulisan-tulisan di blog kanal kompas yang membahas tentang PKI yang keluar dari mulut Ruhut Sitompul kayaknya sangat menarik. Ada beberapakompasianer yang mengulasnya dari beberapa sudut pandang. Ini muncul berangkai setelah kasus unjuk rasa masyarakat Yogyakarta yang melawan "pemerintahan demokrat" di bawah kendali SBY yang menginginkan pemilihan langsung Gubernur Yogyakarta. Unjuk rasa yang dilakukan puluhan ribu orang di Yogyakarta itu pun akhirnya memicu mulut Ruhut Sitompul njeplak terbuka. Nah,ucapannya inilah yang akhirnya memicu beberapa kompasianer untuk mengulasnya. Juru bicara DPP Partai Demokrat itu melihat aksi masyarakat Yogyakarta yang pro penetapan, sama sekali tidak mencerminkan masyarakat Yogya, bahkan dia menyamakan aksi tersebut seperti aksi massa PKI pada tahun 1965.

Sebenarnya tak hanya Ruhut yang mengatakan begitu, bekasa Rektor Universitas Gajah Mada Ichlasul Amal pun menilai bahwa cara show of force atau menunjukkan kekuatan besar dengan mengerahkan ribuan massa, adalah cara lama yang dilakukan PKI dulu dalam mem-fait accompli keputusan Keraton dengan masyarakat Yogya. Karena itu, dia merasa aneh kenapa cara lama ini kemudian malah dipakai Keraton untuk mem-fait accompli keputusan pemerintah [klik di sini] meskipun kemudian dibantahnya [klik di sini].

Sesunguhnya saya bingung untuk menentukan siapa yang PKI dan siapa yang paling tahu gerakan PKI itu? Ketika kata "PKI" itu muncul, yang terbersit di benak saya adalah darah, pembantaian para jenderal dan doktrin pelajaran sejarah sewaktu SD. Harap makhlum, ketika SD, saya tak hanya dicekokin "dongeng" dari guru-guru saya, tetapi juga hampir tiap tahun saya juga "terpaksa" menonton film G 30 S PKI yang ketika itu selalu ditayangkan di TVRI. Selepas mengikuti upacara peringatan hari kelabu itu, kami digiring oleh guru-guru untuk nonton bareng film itu di rumah tokoh desa sekaligus tokoh Golkar di desa, yang dekat dengan sekolah. Tokoh-tokoh yang sering disebut PKI yang terkenal adalah DN Aidit dan Letkol Untung. Sementara Soeharto seolah-olah menjadi tokoh penyelamat Indonesia. Selain itu, kalimat yang paling saya ingat sampai sekarang adalah: "Darah itu merah, Jenderal!", yang entah siapa yang mengucapkan dalam film itu.

Lalu apa hubungannya dengan aksi massa di Yogyakarta? Kayaknyasih tak ada hubungannya, cuma hanya ada masalah. Masalahnya adalah ucapan dua orang ternama tersebut yang menghubung-hubungkan aksi massa itu dengan aksi massa PKI jaman dulu.Kokmereka berdua tahu? Entahlah, mungkin saja mereka punya "indera" kesekian. Tetapi bagi saya yang masih bingung ini, sederhana saja menilainya, yang paling tahu gerakan PKI adalah pertama, Tuhan Sang Penguasa Jagat; kedua, Malaikat yang diutus Tuhan untuk mencatat segala amal perbuatan manusia; ketiga, jin, dedemit dan makhluk halus lainnya yang memungkinkan ngintip dan ngupingrapatnya PKI; dan yang keempat yang paling tahu gerakan PKI adalah PKI itu sendiri!
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

Kasuami, Pangan Lokal yang Layak meng-Indonesia

KASUAMI, pernah mendengar kata ini? Ini adalah kata untuk penyebutan makanan khas masyarakat Sulawesi Tenggara. Saya mengenal dan mengakrabi makanan ini ketika tinggal beberapa tahun di Kota Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur. Flores dan terutama di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang mengelilinginya memang didominasi oleh mayarakat nelayan suku Bajo dan Buton. Seperti di Pulau Pemana, yang harus ditempuh dengan kapal kecil sekitar empat jam dari Kota Maumere, penghuninya didominasi oleh masyarakat Buton yang menjadikan kasuami sebagai salah satu makanan pokok dan khas.

Makanan ini berbahan baku dari singkong (ketela pohon atau ubi kayu) yang diparut kemudian dikukus dan dibentuk seperti tumpeng atau gunungan berbentuk segitiga namun dengan ukuran agak kecil. Warnanya ada yang dibuat hitam agak keungu-unguan atau putih kekuning-kuningan, tergantung keinginan ketika membuatnya. Dinamakan kasuami, menurut penuturan beberapa orang yang saya kenal yang tinggal di pemukiman nelayan suku Wajo, Wuring, Kota Maumere, karena makanan yang berbahan baku dari singkong ini harus dipadukan dengan ikan sebagai lauk utamanya, jadi tak boleh dipisahkan, layaknya suami-istri. Makanan ini sangat “serasi”, salah satu bahan mengandung banyak karbohidrat, sementara pendamping utamanya (ikan laut) merupakan sumber protein yang tinggi. Ikan laut biasanya dalam bentuk ikan bakar dan ikan dengan bumbu yang berkuah.

Namun demikian, makanan ini juga disuguhkan dengan sayuran semacam buah pepaya muda, daun pepaya, bunga pepaya, dan daun sigkong. Dan tak lupa, yang juga mencirikan kekhasan aroma makanan ini adalah sambal tomat super pedas yang diiris-iris tanpa dihancurkan (diulek) dengan tetesan jeruk nipis. Jeruk nipis ini untuk “mengeliminir” aroma amis ikan laut yang dibakar maupun yang dimasak dengan kuah. Di samping itu, kasuami dapat juga “disandingkan” dengan bahan lain semacam kacang merah sehingga nilai gizinya lebih tinggi dan bervariatif rasanya. Makanan ini, di Maumere dijual di beberapa warung yang dikelola masyarakat Buton. Ada yang dijual matang atau siap saji dengan lauk pauknya, ada juga yang dijual “kering” yang biasanya untuk oleh-oleh ke luar kota.

Melihat kenyataan ini, sebenarnya makanan ini tercipta karena adaptasi dengan kondisi geografis dan sumberdaya alam yang tersedia. Masyarakat Buton di Flores umumnya tinggal di pesisir dan pulau-pulau kecil seperti Pulau Pemana. Profesi utamanya tentu saja sebagai nelayan. Sementara kondisi geografis yang ditempati sangat kering dan relatif cocok dengan tanaman ketela pohon atau singkong. Itu makanya mereka sesungguhnya lebih “akrab” dengan dua komoditas ini sebagai bahan makanan utamanya.

Dari sisi ilmu pangan, makanan ini cukup saling lengkap kandungan gizinya. Singkong, ikan dan aneka sayuran jelas menghasilkan karbohidrat, protein, mineral dan vitamin yang bisa menopang kebutuhan tubuh untuk aktivitas sehari-hari. Namun, kenyataan lain juga menunjukkan bahwa mereka warga Pulau Pemana dan Flores lainnya, saat ini juga menjadikan beras sebagai bahan pangan utamanya. Ini bisa dilihat dari pelayaran kapal Maumere ke Pulau Pemana atau dari Jawa dan Sulawesi Selatan ke Pulau Flores yang mengangkut bahan pokok termasuk beras. Tentu saja ini menunjukkan ketergantungan warga Pulau Pemana dan Flores terhadap beras sangat tinggi. Sementara itu Flores sesungguhnya bukan penghasil beras yang utama. Jika terjadi “kekacauan” produksi di Jawa atau terjadi gangguan transportasi, tentu akan mengganggu stabilitas ketahanan pangan di daerah ini. Sementara lidah masyarakatnya sudah mulai “melupakan” makanan yang dulu pernah menjadi bagian utamanya.

Persoalan inilah yang harusnya mendapat perhatian kita bersama. Indonesia ini sesungguhnya kaya akan bahan pangan yang beragam, tidak hanya beras. Dan sudah saatnya kita meninggalkan paradigma “belum makan kalau belum makan beras”. Masih banyak bahan-bahan pangan lain yang bisa menjadi pangan utama kita. Kasuami dan mungkin penganan lain yang ada di wilayah-wilayah lain di penjuru Indonesia sudah selayaknya kita angkat, kita “Indonesia-kan”, biar lebih meng-Indonesia seperti halnya beras. Mari kita perjuangkan bersama!
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed

Sepenggal Surga yang Terpenggal di Teluk Maumere


Anak Laut (Foto: Dok. Pribadi)

JARUM jam baru menunjukkan angka 07.30 WITA, di awal bulan Desember lalu, ketika kami meninggalkan homestay di Kota Maumere, ibukota Kabupaten Sikka, Pulau Flores. Agenda kami hari itu adalah menuju kawasan pesisir pantai Kampung Wuring, titik untuk memulai penyelaman di beberapa titik di Teluk Maumere ini.
Kampung Wuring adalah sebuah perkampungan nelayan di pinggiran Kota Maumere, kurang lebih 5 Km dari pusat kota. Kampung yang mayoritas penghuninya adalah suku Bajo, suku yang lebih dikenal sebagai pelaut-pelaut ulung. Bahkan rumah yang dibangun pun persis di atas laut, dengan struktur yang sangat kuat. Apabila petang menjelang, air pasang datang yang ketinggiannya nyaris menyentuh lantai rumah. Sementara untuk menghubungkan rumah ke rumah, warga hanya memakai bambu 2-3 batang saja sebagai jembatannya. Apabila tak hati-hati, bisa-bisa tercebur masuk ke air laut.
Pagi itu ketika melintasi pemukiman ini, kami bertemu dengan beberapa peneliti dari Jepang dan Amerika yang kata orang-orang sekitar, mereka sedang menganalisis struktur bangunan rumah orang-orang Bajo ini. Demikian juga, kami bertemu dengan beberapa pasang turis bule yang menginap di rumah orang Bajo ini.
Rumah Suku Bajo (Foto: Dok. Pribadi)
Entahlah sejak kapan Suku Bajo ini mendiami kawasan ini. Beberapa orang yang saya kenal hanya bercerita bahwa asal-usul suku Bajo dari Sulawesi yang semuanya adalah pelaut-pelaut ulung yang sulit jika hidup atau tinggal di gunung. Kata “bajo” sendiri berarti mendayung perahu dengan alat yang disebut bajo. Mereka bisa dikatakan telah menjadikan laut sebagai “nyawa” mereka. Mereka seolah menyatu dengan laut. Dan tak perlu heran jika anak-anak kecil usia 4-5 tahun sudah mahir berenang dan menyelam. Barangkali mereka telah “diajarkan” berenang sejak dalam kandungan ibundanya!
Di Maumere, selain di kampung Wuring, suku ini banyak ditemui di Pulau Parumaan, Kojadoi, Pemana, dan dalam komunitas kecil hampir dapat ditemui di seluruh penjuru pesisir Maumere. Ada “hal yang lain” yang saya temui pada suku ini, yaitu tentang sekolah (formal). Sekolah pada sebagian besar suku ini adalah nomor sekian. Kebanyakan orang tua suku Bajo berpikir bahwa sekolah sampai sarjana pun tidak mendapat tempat yang layak di birokrasi karena mereka menganggap diri dan atau dianggap sebagai pendatang. Itulah mungkin yang kami temui pagi itu. Anak-anak kecil di pagi hari pada jam yang seharusnya mereka bisa belajar di sekolah, masih asyik bermain-main (belajar) di pantai.
Surga yang Terpenggal
Teluk Maumere, sesungguhnya adalah sebuah pesona hamparan perairan yang menyimpan berjuta potensi hayati di dalamnya. Pinjam istilah Emha Ainun Nadjib, selaksa surga yang terpecah dan bocor ke bumi nusantara. Betapa tidak, terumbu karang yang terkandung di dalamnya menyimpan keindahan yang luar biasa meskipun pernah porak-poranda diterjang tsunami pada tahun 1992. Terumbu karang dengan segala kehidupan yang terdapat di dalamnya merupakan sumberdaya yang memiliki keanekaragaman biologis yang tinggi, pesona keindahan, dan menyediakan cadangan sumber plasma nutfah. Tak hanya itu, terumbu karang di laut ini juga menjadi “rumah” bagi beragam biota laut, termasuk ikan-ikan hias berwarna-warni yang berenang hilir mudik di antara karang di kedalaman sekitar dua hingga lima meter.
Dengan kata lain, terumbu karang di sini memiliki peranan yang sangat penting, baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, terumbu karang merupakan tempat berbagai organisme yang berasosiasi dengannya untuk berlindung, mencari makan dan berkembang biak. Selain itu terumbu karang juga berfungsi sebagai pelindung pantai dari gelombang dan abrasi.
Menyelam Mencari Ikan (Foto: Dok. Rusydi)
 Sedangkan fungsi ekonomisnya, terumbu karang yang indah bisa menjadi objek wisata bahari yang dapat menarik banyak wisatawan, sekaligus bisa dijadikan wilayah tangkapan ikan yang potensial bagi para nelayan.
Namun sayangnya, yang kami temui di bawah laut Teluk Maumere ini tidak semua terumbu karang berada dalam kondisi yang baik. Beberapa di antaranya tampak kritis, terpenggal, hancur berkeping-keping. Entah apa penyebab utamanya. Bisa jadi gempa dan gelombang tsunami besar yang terjadi pada tahun 1992 lalu menjadi penyebabnya. Namun dari pengamatan sekilas kami, sepertinya kerusakannya ini lebih disebabkan oleh ulah manusia yang melakukan pengrusakan terumbu karang dengan cara mem-bom dan pemberian racun ketika menangkap ikan. Ini bisa dilihat dari bekas-bekas hancurnya terumbu karang. Tentu saja ini sangat disayangkan karena akan berakibat pada kerusakan ekosistem laut dan dapat menurunkan hasil tangkapan ikan dan merosotnya pendapatan para pencari ikan.
Perkembangan pembangunan dan tuntutan ekonomi secara tak langsung juga turut memberikan tekanan terhadap kehidupan terumbu karang. Selain dengan bom dan racun sianida, yang menjadi ancaman terhadap kehidupan terumbu karang adalah pengambilan karang secara langsung dan sporadis untuk bahan bangunan, pengoperasian kapal dengan pukat harimau, kegiatan penambangan pasir dan penggundulan hutan pantai yang menyebabkan tingginya sedimentasi dan pencemaran akibat pembuangan limbah industri dan rumah tangga secara langsung ke laut.
Di samping itu, pembangunan hotel dan bangunan lainnya di pinggir pantai yang sekarang mulai marak di tepian pantai Maumere akan sangat mengganggu keseimbangan dinamis pola sedimentasi pantai jika tidak diperhitungan dampak ekologisnya. Akibatnya, air menjadi keruh dan tak bagus bagi pertumbuhan karang. Jika terumbu karang rusak, tentu suatu saat nanti akan memaksa nelayan mencari ikan hingga pulau-pulau kecil yang jauh dari daratan Pulau Flores. Begitulah, terkadang tuntutan kehidupan memaksa kita untuk “tak sadarkan diri” terhadap lingkungan. Mungkin kita baru akan menyadari kalau lingkungan kita “murka” dengan caranya.
Teluk Maumere, bagian dari Laut Flores, yang penuh misteri sekaligus menawarkan sejuta pesona, yang menghadirkan ketakjuban, keharuan sekaligus kerinduan, yang menghadirkan surga, sayangnya surga itu kini sedikit demi sedikit mulai terpenggal!
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Yahoo
Reddit
Feed