Subscribe:

Pages

Modal Awal Pinjam Mantan Atasan


[ Rabu, 26 Agustus 2009 ]
Velly, Bos Klenger Burger, Pizza Kriuk, dan Clemots
Modal Awal Pinjam Mantan Atasan

Yang namanya usaha, tentunya perlu modal, dan lebih afdol jika ada pengalaman. Lalu bagaimana jika semua syarat itu tidak ada ? Garis nasib Velly Kristanti bisa menjadi pelajaran. Sempat tabungan habis karena nekat melepas posisi empuk di perusahaan mapan. Velly dan suami berkerja sangat keras sehingga menjadi pasangan tersukses di bisnis kuliner lewat karya mereka Klenger Burger, Pizza Kriuk, dan Clemots

---

TAK hanya aroma dan rasanya yang membangkitkan selera banyak orang, laba bisnis makanan juga cukup menggiurkan. Semua hal itu telah dibuktikan Velly Kristanti, commisioner PT Kinarya Anak Negeri ( KAN ), pencipta dan pemegang hak atas merek makanan siap saji, Klenger Burger, Pizza Kriuk, dan Clemots. Dalam tahun pertama usahanya, gerai yang dikelola Velly berkembang hingga menembus jumlah 47 buah. Beberapa gerai yang menelan dana mencapai Rp100-200 juta, bahkan bisa balik modal dalam tiga bulan.

Keberhasilan Velly itu pasti tidak datang begitu saja. Ibu cantik yang dikaruniai dua anak itu harus berjibaku dari nol. Semua sukses Velly dan Gatut adalah buah dari kenekatan mereka keluar dari pekerjaan mapan masing-masing. Wanita berdarah Sunda ini sebelum berwirausaha adalah karyawan bagian marketing di salah satu perusahaan periklanan besar di Jakarta. Sedangkan Gatut bekerja sebagai akuntan di salah satu perusahaan patungan lokal dan asing yang bergerak di bidang teknik, yang juga berkantor di ibu kota. "Awalnya kami keluar dari perusahaan karena ingin membuat perusahaan sendiri yang bergerak di bidang advertising dan IT pada 2004,'' terangnya saat Jawa Pos mewawancarainya di Kantor Pusat Klenger Burger di Jl. RC. Veteran, Bintaro, Jakarta Selatan, pekan lalu.

Pasangan muda itu menganggap, ketika bekerja untuk orang lain tak bisa mendapat kompensasi sesuai dengan apa yang didapatkannya untuk perusahaan. Selain itu, juga ada kesulitan tersendiri untuk bisa naik jabatan sesuai dengan yang diinginkan.''Misalnya saya mendapatkan klien yang memakai jasa perusahaan dengan nilai miliaran, saya tak akan mendapataan kompensasi dengan nilai yang sama atau bahkan setengahnya. Sedangkan suami saya juga memiliki peluang yang sangat kecil untuk bisa naik ke jabatan yang paling tinggi menyalip para tenaga asing,'' terang wanita kelahiran Jakarta 33 tahun lalu itu.

Namun, sayang setelah dilakoni selama dua tahun, bisnis Advertising dan IT mereka mandek. Karena kantong mereka cekak, usaha mereka kalah bersaing dengan perusahaan asing dan lokal yang bermodal lebih besar dan bisa membeli sarana yang lebih canggih. ''Yang lebih parah kami juga ditipu partner bisnis, sampai sisa tabungan kami ludes,'' ujar wanita jebolan D3 Fakultas Sastra Belanda Universitas Indonesia yang memiliki hobi bermain basket itu.

Pada 2006 mereka akhirnya memutuskan mundur dari bisnis periklanan dan IT. Dalam kondisi tertekan penggemar empek-empek Palembang itu teringat warung yang yang dimilikinya Bekasi. ''Pada 2002 saya sempat mendirikan warung masakan asal khas Sunda. Tetapi, karena kesibukan di kantor, pengelolaannya saya serahkan orang dan tak terurus,'' terang wanita yang mengaku menikah pada 2000 ini.

Dia memang mengakui semangat juangnya keluar ketika kepepet. Saat itu, wanita yang kini kerap kali diminta menjadi pembicara di beberapa forum entrepreneur itu langsung mendapat ide untuk membuka usaha gerai penyedia makanan khas Amerika Serikat (AS) yakni burger.''Sebab, makanan ini digemari oleh semua umur terutama kaum muda yang suka jajan, bisa disajikan dengan mudah serta cepat. bisa dinikmati di mana saja, dan kapan saja,'' terang pengagum pengusaha Bob Sadino itu.

Sebelum membuka gerai pertama, selama tiga bulan, putri pasangan Engkos Koswiya dan Etty Ruswati tersebut melakukan riset. Penyuka bakso itu ingin membuat daging isi burger atau beef patties dengan cita rasa yang akrab dengan lidah orang Indonesia dan beda dari merek-merek lainnya yang cenderung berusaha meniru cita rasa burger dari negara asalnya.

Sang mertua sempat mengiranya depresi. Karena selama tiga bulan dia, setiap hari terus-menerus membeli daging, kemudian menaruhnya di freezer untuk dibekukan sebelum diracik menjadi isi burger.''Beliau juga sedikit menyesalkan karena kami berdua keluar dari pekerjaan yang bisa dibilang telah mapan itu dan memilih jalan hidup yang agak aneh. Nekad membuka usaha walau tanpa pengalaman,'' terang wanita yang saat kecil bercita-cita sebagai astronot itu.

Setelah dia menganggap telah menemukan cita rasa yang pas untuk daging yang sebelumnya di-grill atau dipanggang terlebih dahulu sebelum dijadian isi burger itu, Velly lalu membuka gerai pertama dibangun di daerah Pekayon, Bekasi, di depan warung khas masakan Sundanya.

Sayang keinginannya itu tak bisa langsung terealisasi, karena dia dan suami tak memiliki modal lagi. ''Akhirnya setelah kami dapat pinjaman Rp15 juta dari mantan atasan di kantor lama, pada Februari 2006 kami membuka gerai burger pertama yang sederhana berukuran 3x5 meter,'' ucapnya. Dia merancang resep burger dengan cita rasa masakan Indonesia menjadi favorit orang di sekitar gerainya. Sejak itu, bagai bola es, gerai Velly terus bertambah. Tiap bulan dibuka 3-5 gerai.

Kini, pada tahun kedua usaha, gerai makanan siap saji di bawah payung PT Kinarya Anak Negeri mencapai 72 buah. Gerai-gerai itu beroperasi di Jakarta , Bogor , Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Selain itu juga ada di Bandung , Surabaya, dan Denpasar, Bali .

Selain itu, kini telah ada tiga konsep gerai yang berbeda yakni gerai Kelenger Burger, ada gerai Pizza Kriuk yang menyajikan aneka hidangan pizza, dan Clemots yang menyajikan minuman kopi special ala Velly.

Serta ada satu gerai yang dinamakannya Footeran, yakni gabungan tiga konsep gerai atau 3 in 1 dalam satu atap dari Kelenger Burger, Pizza Kriuk, dan Clemots.''Kini dalam satu bulan, Klenger Burger saja bisa memasarkan sekitar 70 ribu burger, pizza, hot dog dan beberapa makanan lain,'' terangnya. Jika di rata-rata harga per buah mencapai Rp 10.000, omzet penjualan mencapai Rp 700 juta per bulan. (lucky nur Hidayat/kim)

Tentang Velly

Nama : Velly Kristanti
Lahir : Jakarta 26 Desember 1974
Suami : Gatut Cahyadi
Pendidikan : D3 Sastra Belanda Universitas Indonesia
Jabatan : Commisioner PT Kinarya Anak Negeri ( KAN )
mengelola 72 gerai di Indonesia.
Hobby : Basket, Membaca, Puisi

Sumber